Selasa, 21 Februari 2012

Identifikasi Jenis - Jenis Pakan Alami


BAB I

IDENTIFIKASI JENIS – JENIS PAKAN ALAMI


1.           Defenisi Pakan Alami

Apakah pakan alami itu?  Sebelum membicarakan pakan alami perlu dipahami terlebih dahulu arti katanya.  Pakan merupakan peristilahan yang digunakan dalam dunia perikanan yang mempunyai arti makanan.  Alami menurut arti katanya adalah sesuatu yang berasal dari alam.  Oleh karena itu, pakan alami bisa diartikan sebagai  pakan yang berasal dari alam yang dijadikan sebagai sumber makanan bagi organisme budidaya utamanya yang masih berbentuk larva dan ketersediaannya dapat diusahakan atau dibudidayakan.
Dalam kenyataan sehari – hari, ada dua macam pakan yang umumnya diberikan kepada organisme budidaya yaitu pakan alami dan pakan buatan.  Pakan alami umumnya diberikan kepada organisme budidaya yang masih stadia larva karena ukuran pakan alami cocok dengan bukaan mulut larva sedangkan pakan buatan umumnya diberikan kepada organisme budidaya yang sudah berukuran besar.  Pakan alami memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pakan buatan yaitu nilai gizinya sangat lengkap dan sesuai dengan tubuh ikan, tidak menyebabkan penurunan kualitas air pada wadah budidaya ikan, meningkatkan daya tahan tubuh benih ikan terhadap penyakit dan perubahan kualitas air, mudah ditangkap karena pergerakan pakan alami tidak begitu aktif dan berukuran kecil sesuai dengan bukaan mulut larva.

2.     Jenis – Jenis Pakan Alami
Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus.  Istilah “plankton” diperkenalkan oleh Victor Hensen tahun 1887, yang berasal dari bahasa Yunani,”planktos”, yang berarti menghanyut atau mengembara.
Plankton sebagai pakan alami dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu plankton nabati atau fitoplankton dan plankton hewani atau zooplankton.  Tetapi menurut ekologi dan cara hidupnya, plankton dibedakan menjadi 3 golongan yaitu epiphyton (peryphyton), nekton, dan benthos.  Epiphyton adalah jenis plankton, baik phytoplankton maupun zooplankton yang hidup menempel pada benda – benda air atau melayang – layang dalam air.  Nekton adalah jenis plankton yang bisa bergerak aktif.  Sedangkan benthos adalah jenis plankton yang hidup menetap di bagian dasar perairan.
Pakan alami tumbuh subur pada perairan yang banyak mengandung bahan – bahan organik dan anorganik serta menerima sinar matahari secara langsung.  Tetapi pakan ini bisa pula ditumbuhkan dalam tempat yang sempit, tertutup dan di dalam media yang terbatas asalkan memenuhi persyaratan tumbuh, seperti suhu, intensitas cahaya, dll.  Tidak semua jenis plankton memenuhi persyaratan untuk dijadikan pakan alami.  Beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan apakah jenis plankton itu termasuk kategori pakan alami adalah sebagai berikut :
a.      Bentuk dan ukuran sesuai dengan lebar bukaan mulut ikan pemakannya
b.      Mudah diproduksi secara massal
c.       Kandungan sumber nutrisinya tinggi
d.      Isi sel padat dan mempunyai dinding sel tipis sehingga mudah dicerna oleh ikan
e.      Cepat berkembangbiak dan memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga lestari ketersediaannya
f.        Tidak mengeluarkan senyawa beracun
g.      Gerakannya menarik bagi ikan tetapi tidak terlalu aktif sehingga mudah ditangkap.
Pada materi ini yang akan dibahas adalah golongan pakan alami yang terdiri dari Fitoplankton, Zooplankton, dan Bentos beserta jenisnya.










BAB II
PHYTOPLANKTON

1.     Defenisi Phytoplankton
Phytoplankton adalah organisme air yang berukuran kecil yang melayang – layang mengikuti pergerakan air dan berupa jasad nabati.  Ukurannya sangat kecil, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.  Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 – 200 µm (1 µm = 0,001 mm).  Umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai.  Meskipun ukurannya sangat halus namun bila mereka tumbuh sangat lebat dan  padat bisa menyebabkan perubahan pada warna air laut yang bisa terlihat.  Phytoplankton merupakan jenis plankton yang umumnya beraktifitas pada pagi hingga siang hari. Hal ini dikarenakan phytoplankton merupakan jenis tumbuhan mikroskopis yang dapat berfotosintesis.  Adapun ciri – ciri phytoplankton  lebih lengkapnya sebagai berikut :
  • Merupakan produsen
  • Berbentuk filamen, atau multisel
  • melayang-layang di air – gerakannya mengikuti arus, angin, ombak
  • merupakan organisme laut yang menjadi makanan utama bagi ekosistem laut
  • mampu memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. (senyawa anorganik, nitrat, fosfat, energi matahari dan CO2)
  • Selalu  di permukaan air, karena sebagai tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk fostosintesa
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organik makanannya.  Karena kemampuannya memproduksi bahan organik dari bahan inorganik dengan proses fotosintesis maka fitoplankton disebut juga sebagai produsen primer (primary producer).
Meskipun fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassar di laut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja.  Phytoplankton yang hidup di dalam perairan ini akan memberikan warna  yang khas pada perairan tersebut seperti berwarna hijau, biru atau cokelat.  Hal ini dikarenakan di dalam tubuh phytoplankton terdapat zat warna atau pigmen.  Zat warna atau pigmen ini dapat diklasifikasikan seperti berikut.
1.      Warna biru (Fikosianin)
2.      Warna hijau (Klorofil)
3.      Warna pirang (Fikosantin)
4.      Warna merah (Fikoeritrin)
5.      Warna kuning (Xantofil)
6.      Warna keemasan (Karoten)
2.      Jenis – Jenis Phytoplankton

            Untuk mengetahui lebih jauh tentang jenis – jenis phytoplankton terlebih dahulu harus kita ketahui  sistem taksonomi atau klasifikasi dari phytoplankton.  Taksonomi tumbuh-tumbuhan berbeda dengan atau tidak tergantung pada taksonomi hewan, walaupun takson-takson tingkat menengah dan bawah sama dengan takson hewan seperti suku, marga dan jenis.  Dunia tumbuh-tumbuhan dibagi menjadi empat divisi utama, yakni Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta.  Dari keempat divisi ini, hanya Thallophyta dan Spermatophyta yang terdapat di laut.  Bryophyta dan Pteridopyta khusus tumbuh-tumbuhan darat. 
Karena kita berbicara tentang phytoplankton, maka kita hanya akan membahas tentang divisi utama Thallopyta.  Hampir semua kelompok tumbuh-tumbuhan laut termasuk dalam divisi ini.  Sifat khas divisi ini adalah primitif, artinya badannya sedikit atau tidak terbagi-bagi dalam alat vegetatif seperti akar yang sebenarnya, ranting atau cabang dan daun.  Kelompok dari divisi ini adalah alga laut dan bakteri laut.  Kita tidak membahas tentang bakteri laut karena bukan bidang telaahan kita pada materi kita kali ini.
Sebagian besar alga laut berwarna indah dan ada pula yang bercahaya.  Hal ini disebabkan oleh pigmen – pigmen dari kromatofor (chromatophore) menyadap sinar matahari untuk fotosintesis.  Pembagian kelas dari divisi ini didasarkan pada perbedaan warna yang dimiliki.  Kelas – kelas tumbuhan dari Thallophyta adalah :
1.      Myxophyceae (Alga hijau – biru)
2.      Chlorophyceae (Alga hijau)
3.      Phaeophyceae / Bacillariophyceae (Alga coklat)
4.      Rhodophyceae (Alga merah)
5.      Chrysophyceae (Alga hijau – kuning)
Telah disebutkan di atas bahwa warna memberi sifat kelas tumbuh – tumbuhan laut ini tetapi sifat – sifat lain yang berkaitan dengan struktur sel dan daur hidup lebih fundamental dalam membeda – bedakan kelima kelas alga laut tersebut.  Setiap kelompok mempunyai bentuk yang sangat beragam.
a.      Myxophyceae (Alga hijau – biru)
Kelas ini terdiri dari tumbuh – tumbuhan kecil yang kurang terorganisasi, beberapa diantaranya terdiri dari tumbuh – tumbuhan bersel tunggal dan lainnya bersel banyak.  Warna tumbuh – tumbuhan ini disebabkan terdapatnya pigmen tambahan terlarut dalam air yang dinamakan fikosianin (phycocyanin).
Dinding sel dari kelompok ini biasanya terdiri dari bahan kitin, bukan selulosa seperti yang dimiliki oleh tumbuh – tumbuhan lain.  Beberapa bersifat endofitik (endophytic), yaitu mereka yang hidup di dalam tubuh tumbuh – tumbuhan lain dalam suatu asosiasi yang dinamakan simbiosis.  Misalnya di dalam sel diatom, Rhizosolenia, mungkin hidup alga jenis Richelia intracellularis.
Perkembangbiakan dilakukan dengan pembelahan aseksual.  Sederhananya adalah satu sel tumbuhan membelah menjadi dua sel tumbuhan yang lebih kecil ukurannya.  Setelah tumbuh kemudian membelah menjadi dua dan seterusnya.  Jenis alga yang membentuk rantai sel, rantai itu membelah menjadi bagian – bagian yang lebih kecil sebagai tubuh perkembang – biakan yang dinamakan hormogonia (Y : hormos = rantai; gone = generasi).  Pembelahan sel dalam hormogonia menambah panjangnya rantai.  Contoh : Richelia intracellularis, anabaena torulosa, trychodesmium erythraeum, T. contortum, T. thiebauti, T. hildebrantii.
Sebaran kelompok ini lebih banyak di air tawar dan payau sedangkan di laut kurang penting.  Di perairan laut bersuhu hangat mereka pada saat – saat tertentu menimbulkan gejala lendir.
b.      Chlorophyceae (Alga hijau)
Sesuai dengan namanya, kelompok alga ini berwarna hijau.  Pigmen dari kloroplas (chloroplast), yakni bentuk sel yang mengandung pigmen untuk fotosintesis, mencakup dua jenis klorofil, yakni klorofil-a dan klorofil-b, dan berbagai karotinoid.  Warna kuning dan oranye dari pigmen karotinoid tertutup oleh berlimpahnya klorofil yang berwarna hijau.
Perkembangbiakan dilakukan dengan cara seksual dan aseksual.  Alga hijau terdapat terutama di mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah dari mintakat pasut, dan tepat di daerah bawah pasut sampai kejelukan 10 meter atau lebih, jadi di habitat yang mendapat penyinaran matahari bagus.  Alga ini terdapat berlimpah di perairan hangat (tropik).  Di laut Kutub Utara, alga hijau ini lebih jarang ditemukan dan bentuknya kerdil.  Beberapa contoh marga dari alga hijau yaitu Caulerpa (C. racemosa, C. Sertularioides, C. Prolifera, C. floridana), Ulva (U. Reticulata, U. lactuca), Valonia (Valonia ventricosa), Dictyosphaera (Dyctyosphaera cavernosa), Halimeda(H. scabra, H. fragilis, H. opuntia, H. monile, H. Incrassata), Chaetomorpha (C. crassa), Codium (C. tomentosum, C. decorticatum), Udotea, Tydemania (T. expeditionis), Bernetella (B. nitida), Burgesenia(B. forbesii), Neomeris (N. annulata).
c.       Phaeophyceae (Alga coklat)
Alga coklat hampir semuanya tumbuh – tumbuhan laut, hanya sedikit yang hidup di air tawar.  Pigmen – pigmen dari kelas ini terdiri dari klorofil yang ditutupi oleh pigmen – pigmen kuning dan coklat, santofil (xanthophyll), karoten dan fukosantin (fucoxanthin).  Merupakan kelompok alga yang terbesar ukurannya diantara kelompok alga laut.
Alga coklat berkembang sangat baik di perairan dingin, karenanya alga ini khas tumbuh – tumbuhan pantai berbatu di daerah lintang tinggi.  Sedangkan Sargassum dan alga lain dari ordo Fucales merupakan alga dari perairan tropik dan subtropik.  Alga coklat berkembang biak secara seksual.
Di Indonesia ada delapan marga alga coklat yang sering ditemukan yaitu Cystoseira sp, Dictyopteris sp, Dictyota, Hormophysa, Hydroclathrus, Padina, Sargassum, dan Turbinaria.
d.      Rhodophyceae (Alga merah)
Hampir semua alga merah adalah tumbuh – tumbuhan laut.  Diantara kelompok – kelompok alga laut, alga merah yang teramat mencolok dalam hal warna.  Beberapa diantaranya bercahaya.  Banyak dari jenis – jenis yang kecil sekali ukurannya merupakan benda – benda makroskopik yang indah.  Pigmen – pigmen ari kromatofor terdiri dari klorofil biasa bersama – sama dengan santofil, karotin dan sebagai tambahan fikoeritrin yang merah dan kadang – kadang fikosianin.
Berbagai warna tumbuh – tumbuhan terdapat dalam kelompok alga ini.   Ada yang merah ungu, violet, dan cokelat  atau hijau.  Jenis – jenis yang tumbuh di tempat yang jeluk berwarna cokelat murni.  Ini mungkin berkaitan dengan kemampuan mensintesis secara efisien pada cahaya yang redup pada perairan yang jeluk dibandingkan dengan jenis – jenis yang hidup di perairan dangkal.








BAB III

ZOOPLANKTON

1.     Defenisi Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam perairan.  Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya.  Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik.  Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya.  Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur – ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter.  Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod), kaetognat (chaetognath).  Zooplankton dapat dijumpai hampir di semua perairan mulai dari tawar, estuaria sampai laut.
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam.  Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan.  Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa telur dan larva.  Baru dikemudian hari menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubha menjadi nekton atau bentos.
2.       Jenis – Jenis Zooplankton
     Meskipun jumlah, jenis, dan kepadatannya lebih rendah daripada fitoplankton, mereka membentuk kelompok yang lebih beraneka ragam.  Setidak – tidaknya ada 12 filum yang mewakili kelompok zooplankton ini dan ukurannnya sangat beragam, dari yang sangat kecil atau renik sampai yang garis tengahnya lebih dari satu meter.